Tokyooo : Eid Adha dan lain-lain

Sebenarnya ini soal memanfaatkan peluang, tsaaah. Kayak berat banget dah bahasannya. Jadi waktu minta jatah tiket ke Jepang via travel penyedia beasiswa, saya dikasih tiket dari Jakarta-Fukuoka tapi kudu transit dulu di Tokyo. Kalo dari Indonesia memang kayaknya nggak ada penerbangan langsung ke Fukuoka, jadi harus transit entahkah di Singapura, Incheon (Korsel) atau Filipina dan lainnya. Saya awalnya nggak nyangka akan dipesankan pesawat dengan transit di Tokyo, tapi karena sudah dibuka peluang demikian, saatnya disikaaattt (baca : dimanfaatkan dengan cara yang benar, hehe). Saya konfirmasi ke pihak travel agar penerbangan dipisah, dan akhirnya dapat tiket dengan jadwal : Jakarta-Tokyo 21 Sept malam, Tokyo-Fukuoka 25 Sept pagi. Yokatta, Alhamdulilah tanggal 24 Sept berarti di Tokyo dan bisa ikut sholat Eid di Sekolah Republik Indonesia Tokyo, SRIT. Daaan, selain itu, bisa juga sedikit kenalan dengan Ibu kota Jepang ini. Banyak sekali tempat yang sering dilihat waktu dulu jaman-jamannya suka nonton Dorama Jepang haha. Baiklah berikut sedikit cerita selama di Tokyo 22 Sept-25 Sept 2015.

blog621 September 2015. Tidak banyak yang bisa diceritakan karena memang baru berangkat dari Indonesia pukul 23.30. Malam itu dianter oleh beberapa teman BIO46 : Masrukhin dan Fajar (dua-duanya anak LPDP), dan temen kantor di Nano Center : Fauzan (merangkat supir), Ulin, dan Uud. Saya nggak sampai nangis keluar air mata, cuma agak sedih aja dari beberapa hari sebelumnya karena kayaknya kali ini berangkat ke luar negerinya agak lama dari yang biasa. Ayah dan Ibu nggak nganter sampai Soetta, cuma sampai Hananjoedin (Bandara di Belitung). Mereka nganter tapi sekaligus ikut seharian nunggu karena penerbangan di-delay dan hampir batal karena kabut asap di Belitung, huhu.

22 September 2015. Sampai di Bandara Haneda, Tokyo sekitar pukul 8.20 JST, perjalanan cuma sekitar 6 jam lebih. Dan bagi saya kayak numpang tidur aja di Garuda, haha. Nonton film on-flight aja cuma sebiji, Terminator Genesys, that’s it. Selebihnya adalah bobok ganteng malam hari. Ya wajarlah ya itu kan memang jadwal normal untuk tidur. Apa yang dilakukan di Haneda ? Saat ketemu Imigrasi sebelum ke pengambilan bagasi, saya ditanya beberapa hal oleh petugas Imigrasi, salah satunya adalah “Mau izin baito juga sekalian ?”  soalnya mahasiswa diperbolehkan baito. Saya sebelumnya nggak ngira bakal ditanya gituan, jadi agak sedikit gelapan juga. Soalnya pake bahasa Jepang gitu. Setlah nunggu beberapa saat, Taraaa.. Resident Card keluar. Tak lama pun koper biru 30 kg-an (bagasi saya) terlihat, dan sayang langsung keluar. Di lobi luar, saya leha-leha dulu di tempat duduk. Eh, Pak Polisi dateng nyamperin, nanya-nanya soal status di Jepang, cara menghubungi polisi di perlu dan lainnya. Bahasa Inggrisnya bagus, tumben haha. Memanfaatkan WIFI bandara yang lumayan kenceng, saya update dan ngasih kabar kalo sudah sampai ke keluarga di rumah. Kebetulan sekali. ada kenalan di Indonesia, Pak Ivan, yang juga sedang menuju bandara mau ke Indonesia. Akhirnya kami ketemu, beberapa saat sebelum saya memutuskan untuk naik bus ke Kita-Senju Sta.

Saya langsung menuju hotel dengan moda transportasi Bus Limousin dari Haneda ke Sta. Kita-Senju (1030 Yen) dan Kita-Senju ke Minami Senju dengan Metro Tokyo (170 Yen). Sebenarnya banyak transportasi lain, kereta semua. tapi karena bagasi berat banget jadi pilih yang paling sedikit ganti-gantinya. Setelah nyampe Sta. Minami-Senju. saya langsung menuju Hotel (bukan hotel mewah lho ya). Ini memang Hotelnya para Backpaker “NEW KOYO HOTEL” di Nihonzutsumi, Meiji-dori, Taito-Ku, sekitar 15 menit jalan dari Sta. Minami Senju tadi. Harga kamar per malamnya 2900 Yen, saya pesan untuk 3 malam dari 22-25 Sept. Hotel ini saya pesan dari web booking[dot]com. Review soal hotel ini saya jelaskan di tulisan lainnya ya. Oh ya, hotel ini dekat dengan Asakusa dan Tokyo Skytree lho, cukup jalan aja 20-30 menit bisa langsung nyampe tuh. Lumayan kan irit di ongkos haha. Sesamainya di hotel, langsung istirahat karena lumayan melelahkan. Hari itu istirahat aja dulu dah, tsukaretaaa.

blog223 September 2015. Hari ini badan sudah kembali fit. Markijal, mari kita jalan-jalan (kaki) #yosh. Jalan dalam arti sesungguhnya. Saya menuju ke Tokyo Skytree. Dari hotel sudah keliatan sebenarnya, jadi tingal ngikutin aja, Jalannya nggak terlalu ribet. Tinggal jalan aja, dan sampailah di Taman ditepi sungai Sumida (Sumidagawa), ada anak-anak yang lagi main baseball, ada yang lagi piknik di taman, ada yang jalan-jalan. Nah, tepat di sebrang sungai itulah Tokyo Skytree. Cukup lama juga disitu, selfie-selfie sedikit, kemudian lanjut ke Asakusa. Baru sadar ternyata daerah asakusa juga deket. Tapi, waktu itu nggak berani masuk terlalu dalem karena masih mau ke SRIT sorenya, jadi cukup lihat-lihat aja bentar terus jalan pulang lagi. Di jalan pulang, saya baru sadar kalo ada Masjid “Dar-Al-Arqam” jadi mampir sebentar untuk sholat. Masjidnya ada di bangunan gitu, jadi bukan bangunan terpisah. Kalo dari hotel mungkin 10 menit jalan juga sampe kesitu.

Setelah rehat sejenak di Hotel, saya lanjut ke SRIT di Meguro. Mudah sih, tinggal ke Sta. Minami-senju terus langsung ke Sta. Naka-meguro pake Metro Tokyo, tiketnya 240 Yen kalo nggak salah. Karena lumayan jauh jadi bisa tidur di kereta haha. Nah, dari stasiun ke SRIT bagaimana ?? WIFI pun tak ada, saya lupa screenshot arah jalan kaki dari Stasiun ke SRIT, jadi sempat bingung. Terakhir, jurus andalan dipake, nanya ke Pak Polisi, dan setelah beberapa waktu ketemulah SRIT di petanya. Dia kasih tahu jalannya. Ternyata jauuh euy, lumayan lah olah raga kaki. Pas belokan terakhir, nah ini yang lupa dimananya. Eh, kok kayak ada wajah-wajah orang Indonesia gitu ya, yaudah diikutin aja haha dan nyampe juga ternyata.

Mau sekolah duluuuu ah. Ini abis bubaran sholat Eid Gelombang pertama di SRIT

Di SRIT dari mulai buka shaum sampai Isya. dan setelah Isya pun malas pulang karena lumayan jauh dan besok pagi akan balik lagi ke situ untuk Sholat Eid. Tanpa persiapan apa-apa, ya udah deh nginep aja kebetulan juga ada temen dari Gunma juga mau nginep disitu. Abis Isya sampai sebelum ngantuk, beberapa orang termasuk saya ikut takbiran di dalam aula, ceritanya semuanya kebagian mimpin takbiran termasuk saya. Entah kenapa setelah saya mimpin takbiran, langsung diminta ikut mimpin takbiran besok paginya di Sholat Eid gelombang pertama. Kenapa tidak ? haha. Orang di masjid kampung juga biasa ngerjain ginian #duhgayanya. Berharap bisa ketemu Pak Dubes sih (Pak Yusron Ihza Mahendra) tapi Beliau lagi haji kemaren, yah mungkin belum jodoh bertemu. Lain kali mudah-mudahan.

Selesai Sholat Eid, dan makan gulai kambing (500 Yen) serta foto-foto barulah kita maiiiin, hahaha. Tujuannya : Tokyo Tower, Masjid Jami’ Tokyo (Tokyo Camii dan pusat kebudayaan Turki), Asakusa. Yang lainnya nantilah, capek euy. Memang keren transportasi di Jepang, kemana-mana ada Kereta entah itu JR atau Metro namun dari Stasiun ke lokasi yang kita tuju itu perlu 15-20 menit jalan kaki bok. bayangin dah, emang tujuan kita sebelahan sama stasiun ? haha. Nggak kan, jadi kudu bin wajiblah jalan. Asli keren. Kota sebesar Tokyo pun masih teratur kayak gitu.Ah, Indonesia juga bisaaa. Kan ?? haha.

Tokyo Tower

Di Tokyo Tower cuma foto-foto, karena sayang duit mau naik ke atas. Paling murah kalo nggak salah 900 Yen, bisa ngamatin Kota Tokyo dari atas sekitar 15 menitan. Jadi kita cuma masuk ke museum foto-foto pembangunan Tokyo Tower persis di bawah towernya itu. Setelah itu sholat di Masjid Tokyo Camii, ngobrol-ngobrol sebentar dan lanjut ke Asakusa untuk makan Ramen Halal di Naritaya seharga 1000 Yen. Enak sih, tapi mahaaaall. Setelah itu pulang ke Hotel di daerah Taito-ku. Badan remuk redam, pagi besok sudah harus cabut ke Bandara menuju Fukuoka.

Ramen Halal di Asakusa
Salah satu spot menarik di Asakusa

25 September 2015. Pagi-pagi sekitar jam 7 JST saya bergegas meninggalkan hotel di tengah hujan-hujan gerimis. Bawa dan gotong-gotong koper beratnya 26 kg, agak menyesal sih kenapa bawa baju banyak, harusnya makanan yang banyak. Ibuuuu, mau pulaaaang #lho padahal kan baru dateng banget haahah. Lupakanlah itu perasaan sesat aja kok. Dari Hotel ke Stasiun terdekat sekitar 15 menit jalan, terus naik kereta dan bis terus sampailah di Haneda Kuko (Bandara Haneda) terminal 2 domestik. Yossshhh, kali ini naik maskapai baru yaitu ANA (All Nippon Airlines) menuju Fukuoka, kota yang sebenarnya menjadi tempat tinggal setidaknya 2 tahun ke depan. Ja mata Tokyo.

Leave a Comment